Sabtu, 29 September 2012

Morning Musume : Wakuteka Take a Chance! (Temporary Ver.)

Setelah single "One Two Three" yang kembali mendongkrak popularitas Morning Musume pada pertengahan tahun 2012, kini Momusu kembali dengan single ke-51 yaitu Wakuteka Take a Chance. MV versi temporary sudah muncul di Youtube, bersama dengan Versi Rehearsal dan Versi Dummy (yang diperankan oleh para pelatih). Pada shooting dance versi temporer ini, Ayumi tidak ikut serta karena cedera. Saya dengar Haruka juga cedera, tapi  ternyata dia ikut dalam shooting dance. Hati-hati ya, Haruka-chan dan Ayumi-chan... jangan sampai fatal sehingga seperti Aika dulu!


Berbeda dengan One Two Three yang menandai setiap anggota dengan warna karakter, single kali ini hanya menampilkan tiga warna yaitu Pink, Oranye, dan Hijau. Detailnya berbeda satu sama lain, tapi ciri khas kostum untuk single ini adalah rumbai hitam, sarung tangan hitam, gelang duri buldog, dan ankle boots hitam. Selain itu, make-up tiap-tiap anggota juga dibuat dramatis pada bagian bibir. Nice touch ^_^

Untuk musiknya, saya beri nilai 8/10. Saya suka sekali dengan intronya, cool! Saya berharap banyak single ini bisa mencetak lebih dari 100 ribu penjualan sama seperti One Two Three, karena musiknya bagus. Distribusi line-nya juga lebih baik daripada One Two Three. Setidaknya masing-masing anggota mendapatkan minimal 2 solo line. Single ini masih menggunakan banyak autotune, tapi masih cocok dengan tipe lagunya. Walaupun demikian, saya berharap single selanjutnya tidak lagi menggunakan autotune yang sekental ini. Lalu bagaimana dengan dance shotnya? Nilainya 8/10. Bagus, cocok sekali dengan musiknya.

Kali ini, saya ingin membahas penilaian penampilan tiap-tiap anggota dalam Wakuteka Take a Chance, sekalian merefresh ingatan kita akan kesepuluh anggota Momusu sebelum Oda bergabung. Pertama, tentu saja yang leader Michishige Sayumi.


Seperti biasa, garis wajah Sayumi yang lembut membuatnya cute dalam MV ini. Namun gelang hitam dan asesoris di tangannya ( saya tidak tahu apa namanya - yang hitam dengan bintik-bintik seperti paku silver ) memberi sentuhan "cool". Kostumnya juga bagus, tidak terlalu plain, dan tidak terlalu heboh.


Reina tampil dengan rambut pendek - terobosan baru setelah beberapa tahun bertahan dengan rambut pirang panjang yang selalu diikat ke samping atas dengan pita atau diikat dua. Saya suka sekali dengan rambut pendek Reina. Sayangnya... dalam MV ini, dia nampak terlalu overdress. Selain telinga kucing dan gelang buldog, kostum halter neck + sleeve yang jatuh di bahu membuat badannya yang kecil terlihat semakin pendek. Tapi pada MV kali ini, Reina nampak jauh lebih dewasa dan memiliki aura senpai.


Untuk Riho-chan, pada MV kali ini dia benar-benar bersinar. Ini adalah dandanan terbaiknya sejauh ini - jauh lebih baik daripada penampilannya pada One Two Three. Senyumnya juga bagus sekali, jauh lebih natural.


Erina mendapatkan lebih banyak shoot dalam MV ini dibandingkan pada single One Two Three. Tapi saya tidak suka model rambutnya! Tidak cocok dengan wajahnya yang sempit. Gadis ini cantik sekali, dia punya mata yang bagus. Saya harap semoga pada MV selanjutnya dia didandani dengan gaya rambut yang lebih simpel. Saya lebih suka Erina pada single Renai Hunter.


Sama seperti Erina, Kanon juga mendapatkan lebih banyak shoot dalam Wakuteka Take a Chance daripada One Two Three. Dandanannya juga lebih baik daripada dalam single sebelumnya. Hanya saja konsep kostumnya kurang pas dibandingkan rekan-rekannya yang lain.


Mizuki tampil cantik dan mengesankan dalam beberapa single terakhir, dan kali ini pun dia tampil sangat mengesankan. Selain itu, ekspresinya bagus sekali. Dalam posisi apapun, wajahnya nampak cantik, sesual, dan enak dilihat! Love you, Mizuki!!!


Sekarang kita beralih ke generasi ke-10. Masaki  masih tetap sama dengan rambut sebahu dan dandanan yang "plain". Saya rasa Masaki dandanan heboh Reina atau model rambut Erina semestinya diterapkan pada Masaki agar gadis ini lebih bersinar. Saya rasa penampilan Masaki terlalu datar dibandingkan dengan pembawaannya yang ceria.


Haruna juga masih mendapatkan potongan yang sama seperti pada One Two Three, diikat dua dengan tarikan ketat ke atas. Bukannya benci, tapi saya harap ini tidak menjadi trademarknya. Haruna mempunyai mata dan hidung yang cantik, mungkin model rambut lain bisa menonjolkan kelebihannya.


Si sipit cantik Ayumi tampil beda dengan rambut yang diikat ke atas seperti rambut penari Timur Tengah. Sentuhan yang baik sekali! Tapi sekali lagi - semestinya dandanan heboh Reina diberikan kepada Ayumi karena konstumnya terlalu plain.


The last but not the least, adalah Haruka. Dengan rambut pendek yang memberi kesan tomboy, Haruka tetap nampak cute karena mata dan garis wajahnya yang lembut. Pada MV kali ini dia juga nampak cantik sekali, lebih bagus daripada di One Two Three. Dandannya pas dengan konstumnya - tidak terlalu polos, tapi tidak membuat capek yang melihatnya. Great!


Saya berharap MV Wakuteka Take a Chance selanjutnya lebih baik daripada versi temporernya. Selain itu, karena tiap-tiap anggota mendapatkan solo line, semoga distribusi shootnya lebih merata. Saya juga sudah kangen dengan MV yang menggunakan lebih dari 1 kostum - yah semoga saja ada sentuhan baru yang membuat Wakuteka Take a Chance dapat mengulangi keberhasilan One Two Three!


Selasa, 25 September 2012

Euforia Pilkada DKI: Menjadi (Keturunan) Cina-Kristen di Indonesia?


Pilkada DKI putaran 2 baru saja dilaksanakan 20 September 2012 lalu, namun euforianya masih terasa. Kampanye-kampanye berbau isu SARA yang beberapa minggu terakhir begitu kental di berbagai media rasanya masih menyisakan catatan dalam pikiran saya. Namun tulisan saya bukanlah pembelaan bagi Pak Basuki atau Ahok yang menjadi sasaran empuk isu-isu tersebut. Tulisan ini saya tujukan kepada semua orang keturunan Cina yang hidup di Indonesia, yang memiliki KTP WNI alias Warga Negara Indonesia, dan pada bagian agama bertuliskan “Kristen”.

Saya juga seorang keturunan Cina. Kakek saya lahir dan besar di Cina, lalu dia bersama sebagian keluarganya pindah ke Indonesia, dan menetap di Bandung. Lalu lahirlah papa saya. Papa menikah dengan Mama, seorang keturunan Cina yang beragama Kristen, lalu akhirnya lahirlah saya. Yap, sama seperti Anda, saya juga salah seorang yang disebut si Cina-Kristen.

Tapi bagi saya, selama lahir dan hidup di tanah Indonesia, maka saya adalah orang Indonesia. Itu adalah takdir saya. Apapun agama saya, itu tidak mengubah fakta bahwa saya adalah Warga Negara Indonesia. Kristen bagi saya adalah sebuah pilihan iman. Agama tidak menentukan nasionalisme saya. Apabila kelak Indonesia menjadi negara dengan basis agama selain Kristen, anggaplah menjadi negara Islam seperti Malaysia atau Saudi Arabia, maka saya tetaplah orang Indonesia.

Sebagai seorang turunan Cina-Kristen di Indonesia, saya dan Anda mempunyai setumpuk tugas dalam masyarakat. Seperti dalam Yeremia 29 : 7 yaitu “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu AKU buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Ayat ini mengajak kita bukan untuk menjadi kelompok masyarakat yang apatis, tapi sebaliknya menjadi kelompok masyarakat yang peduli. Mengusahakan kesejahteraan bisa kita mulai dengan hal-hal yang paling sederhana, misalnya dengan menaati peraturan yang berlaku, membayar pajak dengan jujur, aktif dalam kegiatan lingkungan (seperti Pemilu, Pilkada, Kerja Bakti, dll), atau sekedar tidak membuang sampah sembarangan. Apabila Tuhan memberkati kita dengan bisnis atau perusahaan, maka kita mempunyai pilihan yang lebih banyak untuk mengusahakan kesejahteraan kota kita.

Mari kita baca  lebih lanjut 1 Petrus 2 : 11-16. Di sini kita belajar bagaimana menjadi seorang pendatang dan perantau supaya hidup benar dan menjauhkan diri dari keinginan daging (duniawi). Sebagai seorang turunan Cina-Kristen, tentukan kita menjadi sorotan di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. Semua perbuatan baik dan buruk kita akan mudah dinilai oleh orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, jagalah sikap perilaku kita. Lebih jauh lagi, pada ayat 13, Tuhan memerintahkan kita untuk tunduk kepada semua lembaga manusia, yaitu kepada raja dan wali-wali. Tunduk di sini berarti kita harus menghormati para pemimpin dan mendoakan mereka agar Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan. Saya tahu, ada banyak pemimpin yang bersikap sewenang-wenang; tapi itu bukan alasan bagi kita untuk menghujat. Apabila Tuhan berkehendak, maka seorang pemimpin akan naik atau lengser.

Namun yang terlebih besar, sebagaimana tertulis dalam ayat 17 (yang juga merupakan landasan dari iman Kekristenan), yaitu agar kita mengasihi semua orang dan takut akan Allah. Jadi, sebagai turunan Cina-Kristen, kita tidak boleh lagi menghakimi sesama rakyat Indonesia dengan pandangan steriotip. Ingatlah bahwa semua orang diciptakan oleh Tuhan, apabila kita menghina mereka, maka kita menghina Tuhan. Apabila kita mengasihi mereka, maka kita mengasihi Tuhan.

Lalu bagaimana dengan rasa sakit hati karena tidak sedikit orang yang menyindir kita? Biasanya turunan Cina-Kristen ‘kan disamakan dengan Zionis dan Yahudi, antek-antek budaya Barat, ideologi komunis ( seperti tahun 1960an dulu), pedagang yang licik, picik, tukang makan babi, sipit, kafir, dan segudang panggilan lain yang bernada merendahkan. Bagi saya - sama seperti lagunya Bondan - ya sudahlah. Biarkan saja. Kalau kita memang berbuat salah, terima dong sindiran itu! Misalkan kita adalah pedagang yang menipu pembeli, emas 18 karat dibilang 22 karat, timbangan direkayasa pula… kalau suatu kali toko kita dibongkar massa, itu sih karena kesalahan kita sendiri.

Tapi bagaimana kalau kita tidak melakukan kesalahan? Anggaplah kita sudah berusaha secara jujur, tapi tetap saja kita diusik sana-sini. 1 Petrus 2 : 19 – 21 berkata : “Sebab adalah kasih karunia jika seorang dengan sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.”

Berdoalah, mintalah agar Tuhan memberikan kita hikmat dan kebijaksanaan untuk hidup di tengah-tengah masyarakat. Inilah ada kesempatan bagi kita untuk menjadi garam dan terang dunia. Ingatlah bahwa agama tidak menentukan kedewasaan seseorang, tapi perilaku. Selanjutnya, cintailah tanah air kita. Nusantara terlalu indah untuk kita rusak dengan kebencian.

Sabtu, 15 September 2012

Morning Musume : 11th Generation Announced!

News! News! Berita baru datang dari idol grup kesukaan saya, Morning Musume. Generasi ke-11 telah ditentukan setelah audisi yang melibatkan 7000 partisipan. Siapakah dia? 


Oda Sakura! Ya, generasi ke-11 kali hanya meloloskan satu orang anak perempuan dari enam finalis. Kelima finalis lainnya adalah Kishimoto Yumeno, Makino Maria, Ichioka Reina, Ono Haruka, dan Hamaura Ayano. Sakura-chan berhasil menjadi anggota tunggal dalam satu generasi setelah Maki Goto (Generasi 3) dan Kusumi Koharu (Generasi 7).


Sebagai catatan, pada tahun 2011 Sakura-chan menjadi anggota Hello!Pro Kenshuusei (dulu dikenal dengan Hello!Pro Egg). Hal ini membuatnya menjalani karir yang sama seperti LinLin (Generasi 8), Mizuki (Generasi 9), dan Haruka Kudo (Generasi 10).

Saya rasa mungkin berat bagi Sakura-chan untuk menjadi anggota baru seorang diri saja. Tapi mengingat sebelumnya dia pernah bergabung dengan Hello!Pro Kenshuusei, mungkin dia sudah cukup terasah dan bisa bertahan dalam Morning Musume. Selain itu, usianya tidak terpaut jauh dengan Generasi 9 dan 10, sehingga mereka masih bisa bekerja sama seperti layaknya teman sekelas.

Ini bukan foto official bersama anggota Momusu lainnya, tapi sepertinya Sakura-chan bisa bersahabat dengan para senpai. Ganbatte kudasai, Sakura-chan!
Sekarang mari kita melompat ke bagian opini pribadi. Menurut saya, Sakura-chan bukan finalis dengan wajah terimut. Jika disuruh memilih anggota dengan wajah yang "menarik", maka saya lebih memilih Ichioka Reina atau Hamaura Ayano. Tapi, Morning Musume bukan sekedar sekumpulan anak perempuan yang imut. Mereka harus bisa menyanyi dan menari. Nah, kalau bicara soal menyanyi Sakura-chan memang lebih baik daripada finalis lainnya. Bahkan menurut saya, Sayashi Riho pun akan segera mempunyai partner sebagai lead singer.

Bila mempertimbangkan usia Reina yang sudah 24 tahun, mungkin saja Tsunku bermaksud menggantikan posisi Reina dengan Sakura-chan. Hal ini membuat saya galau. Saya ingin mendengar suara baru dalam Morning Musume... tapi saya masih ingin Reina berada dalam Momusu sedikit lebih lama lagi. Yah, galau deh. Tapi, kadang-kadang Tsunku punya plan yang berbeda dari pemikiran saya. Saya selalu berpendapat LinLin adalah penyanyi terbaik Momusu setelah Fujimoto Miki... tapi pada kenyataannya LinLin jarang dijadikan lead singer. Jadi, apakah rencana Tsunku bagi Sakura-chan? Let Tsunku decide. I will enjoy it no matter what (with a little crying-crying lah...)


Akhir kata, selamat datang Sakura-chan! Selamat bergabung dengan Morning Musume. I will be your fans automatically. Saya harap Sakura-chan bisa menyatu dengan para senpai dan membawa Momusu ke era baru yang semakin ceria! Banzai! Banzai! Banzai!

Jumat, 14 September 2012

Nana Goes To Lombok

Awal September 2012, akhirnya saya dan suami memutuskan untuk mengabulkan permintaan Nana yang dipendam sejak beberapa bulan sebelumnya: naik pesawat! Selama 2,5 tahun hidupnya, Nana selalu senang melihat pesawat melintas di angkasa. Rumah kami memang berdekatan dengan gunung di mana terdapat dengan radar pesawat, sehingga banyak pesawat melintas sepanjang hari. Setelah berdiskusi, akhirnya kami memilih terbang ke Lombok. Saya juga mengajak mama saya ikut ke Lombok; kebetulan beliau sudah cukup lama tidak berlibur, sehingga langsung setuju begitu diajak.

Pukul setengah delapan pagi, saya dan keluarga sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta. Nana bersikap sangat sabar selama menunggu di ruang tunggu. Saya sudah menyiapkan mainan untuknya, yaitu seperangkat sticker dan buku menempel. Selama di pesawat, Nana bersikap sangat sabar. Dia mau duduk sendiri, menggunakan seat belt, dan menghabiskan dua jam perjalanan dengan tidur lelap. Begitu landing, dia langsung terbangun.Yaay, Nana tiba di Lombok!


Di Lombok, kami menginap di Hotel Santosa yang terletak di Senggigi. Hotelnya bagus sekali: luas, asri, nyaman, dan semua staffnya ramah. Bukan itu saja, mereka memberikan potongan harga dari harga yang mereka publish lewat internet; dari 1,2 juta per malam per kamar, menjadi 900 ribu saja. Terima kasih Santosa! Mereka juga menawarkan seorang guide yang bisa kami bayar per hari untuk mengantarkan ke berbagai tempat yang kami suka. Namanya Bapak Kesul, orang suku Sasak, penduduk asli Lombok. Dia orang yang ramah, asyik diajak ngobrol, berpengetahuan luas, dan akrab dengan Nana!


Sentosa menghiasi kamar dengan bunga.
Begitu tiba, Nana mengumpulkan bunga-bunga itu dan bercentil ria.




Tapi hari pertama kami tidak kemana-mana karena Nana sudah nampak cukup lelah dengan perjalanan. Jadi kami menghabiskan hari pertama dengan bermalas-malasan di hotel: menikmati kolam renang yang luas, bermain water tube, dan jajan snack! Karena Hotel Sentosa terletak di tepi pantai, kami mengajak Nana bermain pasir sambil menikmati sunset.





Hari kedua, kami pergi ke tiga pulau Gili: yaitu Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Meskipun Gili Trawangan adalah salah satu icon wisata Lombok yang beken sampai ke luar negeri, tapi saya tidak terlalu lama menghabiskan waktu di sini. Pasalnya, tempat ini penuh dengan orang! Banyak wisatawan asing yang berlibur di sini. Kami hanya berkeliling dengan menggunakan delman yang disebut cidomo, setelah itu berangkat ke pulau lain: yaitu Gili Air. Nana paling senang naik perahu, dia bahagia sekali ketika wajahnya kena cipratan air laut. Tukang perahu sampai tersenyum geli melihat Nana yang berteriak kegirangan ketika perahu "melompat-lompat" di atas ombak. Dia selalu berkata, "Lagi! Lagi!"


Pemandangan Gili Trawangan ketika naik cidomo
Snorkeling di Pulau Gili memang menyenangkan! Banyak ikan laut yang bisa diberi makan roti. Mereka mendekati kita dan makan roti dari tangan kita. Sayangnya saya tidak punya kamera bawah air sehingga tidak bisa mengabadikan lucunya ikan-ikan tersebut. Nana menonton dari perahu, sambil sesekali melemparkan roti.

Gili Meno dilihat dari perahu

Selama bepergian ke kepulauan Gili, saya tidak terlalu banyak mengambil foto karena lupa -_-; Yah, mau bagaimana lagi? Tempat ini memang bikin lupa segalanya! Rasanya kepingin bermain sampai malam. Sepulang dari Gili, kami kembali ke hotel. Sebelumnya, kami mampir dulu dulu di Pura Batu Bolong. Tempatnya tidak terlalu besar, tapi bagus. Saya selalu senang mengunjungi bangunan yang terbuat dari batu. Kesannya, kuno tapi megah!



Hari ketiga, kami harus pulang -_-; sedih rasanya karena tiga hari memang sangat kurang untuk berkeliling Lombok. Tapi Pak Kesul, sang guide, mengajak kami mengunjungi Tanjung Aan dan Pantai Kute terlebih dahulu. Dia bilang tempat ini indah. Wah, jadi penasaran dong! Ternyata ucapan Pak Kesul 100% benar! Tidak perlu berbacot ria, cukup foto-foto ini yang menceritakan keindahannya!






 


Itulah laporan perjalanan Nana ke Lombok. Menyenangkan bukan? Lombok adalah tempat yang menyenangkan untuk anak berusia 2,5 tahun, lingkungannya bersih, dan anak-anak bisa bergembira di pantai yang indah! Saya pasti kembali lagi ke sini bersama Nana! Yaay!

Perlindungan Konsumen: Antara Saya, IM2, dan Citibank

Setelah kurang lebih dua minggu tanpa koneksi internet, akhirnya hari ini saya bisa juga blogging. Alasannya, internet di rumah terputus sejak tanggal 1 September 2012. Sementara beberapa hari sebelumnya - saya lupa sejak tanggal berapa - jaringan internet sangat buruk sehingga sulit connect, atau kadang tidak bisa sama sekali. Kepada siapa saya berterima kasih atas masalah ini? Indosat M2 dan Citibank.

Sebelum menceritakan kronologis masalah yang saya alami, saya ingin membahas sedikit perihal "Perlindungan Konsumen". Menurut Wikipedia, perlindungan konsumen adalah perangkat hukum yang diciptakan untuk melindungi dan terpenuhinya hak konsumen. Lebih jauh lagi, Wikipedia membahas bahwa UU Perlindungan Konsumen No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Republik Indonesia menjelaskan bahwa hak konsumen di antaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang dan/atau jasa; hak untuk memilih barang dan/atau jasa, serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif, hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Sudah cukup teori ditulis dalam satu paragraf. Kenapa? Karena semua yang saya ungkapkan pada paragraf di atas adalah teori saja. Pada kenyataannya, perlindungan konsumen dibatasi oleh "perjanjian" yang sifatnya membatasi konsumen untuk menuntut haknya (perhatikan bagian yang saya garisbawahi pada paragraf kedua). Berangkat dari keterbatasan inilah saya memilih untuk curhat di blog daripada berkoar-koar di hadapan perusahaan raksasa yang menurut opini saya gagal memberikan kepuasan pada saya sebagai pelanggan.

Saya telah berlangganan IM2 sejak masih kuliah, mungkin sekitar tahun 2006. Selama kurang lebih enam tahun, saya membayar tagihan IM2 melalui kartu kredit Citibank milik ibu saya. Selama enam tahun, saya tidak pernah menunggak pembayaran.

Tanggal 1 September 2012, saya tidak bisa melakukan koneksi sama sekali. Saya pikir, kejadian seperti ini sering terjadi sebelumnya, dan biasanya akan selesai dengan sendirinya, sehingga saya tidak segera menghubungi customer service IM2. Lagipula beberapa hari sebelumnya juga sering disconnect - saya pikir karena saat itu liburan lebaran baru saja selesai, sehingga ada penumpukan masalah teknis di pihak IM2. Keesokan harinya, yaitu tanggal 2 September, masih belum bisa koneksi juga. Saya masih bisa bersabar karena saat itu saya belum terlalu membutuhkan jaringan internet. Lagipula dari tanggal 3 sampai tanggal 7, saya berencana liburan ke luar pulau.

Sepulang liburan, saya mencoba connect untuk mengecek e-mail. Ternyata masih belum bisa. Saya menelepon CS, dan mendapatkan jawaban bahwa saya belum membayar tagihan IM2 sehingga layanan internet saya diblokir. Tentu saja saya heran, karena pembayaran IM2 saya lakukan lewat kartu kredit Citibank. Akhir perkara, saya diminta melunasi pembayaran lewat galeri Indosat. Sebelum ke galeri, saya memeriksa billing dari Citibank. Ternyata benar, bulan sebelumnya, pada billing itu tidak terdapat tagihan IM2.

Tanggal 9 September, saya segera pergi ke galeri Indosat sekaligus mencari tahu mengapa saya mendapatkan masalah seperti ini. Kebetulan sekali, Bank Citibank pun terletak persis di sebelah galeri Indosat sehingga saya bisa segera crosscheck. Setelah mengantri lama, akhirnya saya bisa berbicara dengan seorang CS di galeri indosat. Dia beralasan bahwa Citibank gagal melakukan pendebetan untuk dua kali tagihan (bulan Agustus dan September) sehingga saya harus membayar manual di kasir. Lagi-lagi saya mengantri untuk membayar.

Setelah beres melunasi biaya yang harus saya bayarkan, saya segera ke Citibank untuk mencari tahu mengapa Citibank tidak mendebet tagihan IM2. Jawaban yang saya dapatkan luar biasa: karena IM2 tidak menagih. What? Saya tidak mengerti sistem kedua perusahaan ini, tapi kenapa bisa pingpong sana sini?

Saya kembali ke galeri Indosat untuk mendapatkan kejelasan. Namun karena pelayanan CS menggunakan nomor antrian, saya dilayani oleh CS yang berbeda dengan sebelumnya. Setelah penjelasan yang berbelit-belit, saya menyimpulkan masalah ini terjadi karena IM2 mengganti ID saya tanpa pemberitahuan (awalnya menggunakan nomor ID, belakangan menggunakan nomor telepon Matrix). Pihak Citibank mencoba mendebet penagihan menggunakan nomor ID yang lama, tapi nomor itu sudah tidak digunakan lagi oleh pihak IM2 karena mereka sudah menggantinya dengan nomor telepon Matrix. Walaupun demikian, IM2 mengklaim bahwa mereka sudah memberikan konfirmasi pada Citibank. Saya memang menerima SMS dari Citibank berisi konfirmasi bahwa saya telah mengaktifkan nomor telepon yang baru pada tanggal 7 September 2012. Dengan demikian, konfirmasi itu terlambat dua bulan. Anda bingung? Jangankan Anda, saya pun sampai mengeryitkan kening mendengarnya.

Kejadian yang menghabiskan waktu sampai seharian ini membuat saya tercengang. Inikah wajah pelayanan jasa di Indonesia? Terus terang saya sangat kecewa pada kedua perusahaan besar ini, karena saya merasa dilempar sana-sini atas masalah yang bukan saya sebabkan. Walaupun demikian, pihak Citibank masih tahu sopan santun, sebab sang CS masih meminta maaf atas ketidaknyamanan yang saya alami. Bagaimana dengan pihak IM2? Tidak nampak penyesalan atau permintaan maaf sama sekali. Saya tidak membela pihak  tertentu, tapi inilah kenyataan yang saya hadapi: saya berbicara dengan dua orang CS dari IM2, keduanya tidak ada yang mengucapkan kata maaf, dan mereka memberi penjelasan yang berbeda.

Akhirnya saya memutuskan untuk memberhentikan layanan IM2. Tapi lagi-lagi jawaban mencengangkan yang saya dapatkan. Saya harus membayar tagihan bulan Oktober untuk pemakaian bulan September. Tentu saja saya protes, sebab  koneksi IM2 saya sudah diblokir sejak awal bulan sehingga terhitung bulan September, saya tidak menggunakan layanan IM2 sedikitpun. Tapi sang CS tetap tidak mau tahu, karena menurut dia perihal pemutusan layanan dan pembayaran tagihan bulan berjalan terdapat dalam perjanjian ketika pertama kali saya memasang IM2. Dengan kata lain, saya harus bayar untuk sesuatu yang tidak saya nikmati. Saya pun mengalah meskipun jengkel, dan tetap membayar (dengan sistem deposit). Bagi saya, lebih baik kehilangan 385 ribu rupiah daripada kejadian serupa terjadi lagi dan saya harus menghabiskan waktu seharian untuk mengurusnya.

Besoknya, saya segera mencari informasi untuk mencari penyedia layanan internet lain, dan akhirnya pilihan saya jatuh pada Speedy. Besoknya, modem Speedy telah "nangkring" di dekat komputer saya dan saya bisa kembali blogging dengan santai.

Yah, setidaknya itulah penyebab keterlambatan saya memposting kegiatan liburan saya. Setidaknya, dalam bulan ini saya mendapatkan tiga pelajaran berharga : Pertama, Perlindungan Konsumen hanyalah teori. Kedua, ucapan maaf adalah sesuatu yang langka sehingga harus dimasukkan ke dalam museum. Ketiga, ada banyak penyedia layanan internet yang lebih murah daripada IM2.