Kamis, 21 Juni 2012

Morning Musume : ONE TWO THREE ~ MV Released!

Akhirnya Music Video untuk single terbaru Morning Musume : One Two Three dirilis! Sebenarnya konsep single ini sudah cukup jelas dalam versi Dance Shotnya : Sexy, mature, young women. Namun saya tetap menunggu MVnya karena berharap ada "bumbu-bumbu" yang ditampilkan Morning Musume. Pasalnya, musik One Two Three saya nilai sebagai lagu terbaik Morning Musume dengan beat cepat dan dance yang bagus sejak Kimagure Princess.




Secara garis besar, MV One Two Three menampilkan anggota Morning Musume dengan ekspresi mereka yang lebih dewasa (dibandingkan dua single sebelumnya). MVnya dibuat flashy, menarik sih... tapi jadi agak sulit mengikutinya. Problem yang masih saya rasakan dari MV single ini adalah distribusi shotnya saja, rasanya terlalu banyak Sayashi Riho. Mungkin karena Riho dan Reina memborong sebagian besar line, jadi MV shotnya pun banyak terpaku pada keduanya. Bukannya saya tidak suka Riho-chan atau Tanakacchi, tapi saya juga ingin menikmati wajah-wajah segar generasi 9 dan 10 yang lain. Bahkan saya kesulitan menemukan shot Erina Ikuta!

Salah satu penampilan menarik dalam MV ini (seperti yang saya bahas sebelumnya), adalah rambut pendek Haruka Kudo. Dia jadi terlihat lebih dewasa, setelah sebelumnya benar-benar nampak sangat muda dan imut. Namun special appearance kali ini saya persembahkan kepada : Mizuki Fukumura!!! Dalam MV ini dia terlihat sangat cantik, anggun, seksi, dewasa... benar-benar sesuai dengan image lagu ini. Awalnya saya bukan penggemar fanatik Mizuki-chan, tapi pandangan saya berubah setelah penampilannya di MV ini. Entah mengapa sesaat dia jadi mirip dengan Aragaki Yui... hahaha...




Overall, One Two Three adalah single terbaik Momusu setelah bergabungnya generasi 9 dan 10. Saya suka Ren'ai Hunter, namun saya lebih suka single terbarunya ini. So, don't forget to check it out. You will love Morning Musume (again) in 4 minutes!


Minggu, 17 Juni 2012

Father Day

Ketika sedang googling, tanpa sengaja saya menemukan foto ini. 


Ini adalah foto seorang narapidana di sebuah penjara Amerika Serikat yang dipertemukan dengan keluarganya pada perayaan Hari Ayah. Foto ini membuat saya sesaat termenung... ada seribu perasaan yang terlukis dalam wajah-wajah itu. Seorang narapidana yang identik dengan kekerasan dan kejahatan, ternyata bisa menunjukkan wajah selembut itu bersama keluarganya. Sangat menyentuh!

Sesaat saya jadi teringat pada papa saya sendiri. Beliau bukan narapidana (meskipun saya dengar beliau pernah ditahan polisi karena kasus kekerasan pada saat masih bujangan), tapi papa adalah orang yang tidak kalah keras dan galak dari narapidana sekalipun. Bahkan saya sendiri sering bertengkar atau setidaknya beradu argumen dengan papa. Tapi mau sekeras apapun, he's my father and I love him so much.

Papa adalah seorang pekerja keras, dia mendedikasikan dirinya pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dia bahkan mengorbankan waktu dan kesehatannya demi pekerjaan. Tapi papa selalu memberikan waktu bagi saya dan keluarga. That's why I really look up to him. Meskipun tidak sempurna, gampang marah, sering salah paham, tapi papa selalu berusaha untuk mengerti anak-anaknya dan tidak ragu meminta maaf jika salah. Dia juga tidak pernah ragu untuk membela orang yang ditindas atau difitnah. Oleh karena itulah, meskipun temperamennya keras, tapi papa sangat disukai banyak orang!

These are my latest memory about my beloved daddy:

May 2008, saat saya engagement.

July 2008, saat saya graduation.

April 2009, saat saya menikah.

April 2009, saat pemberkatan. He was crying so hard.

March 2011, saat ulang tahun pertama putri saya, Reina.


Selasa, 12 Juni 2012

Pengalaman Pertama Mengajukan KPR

Hari ini, saya dan keluarga menyelesaikan proses pengurusan KPR dan melakukan akad kredit. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti akad kredit, dan awalnya saya agak bingung apa yang harus saya lakukan.  Tapi ternyata, prosesnya tidak serumit kelihatannya. Hanya dalam waktu satu setengah jam (itu pun satu jam pertama dihabiskan untuk menunggu kehadiran notaris dan developer), semua selesai. I officially own that new house.

Secara kronologis, inilah proses pengajuan KPR yang saya lakukan dengan Bank OCBC NISP.
1. Saya menyetorkan uang muka 20% kepada pihak developer sebagai tanda jadi. Saya berkata akan mengambil KPR di OCBC NISP karena saya adalah nasabah bank tersebut.
2. Sebelum saya mengajukan KPR, Ibu X dari OCBC NISP menelepon saya (sampai sekarang saya tidak tahu apa jabatan beliau), dan menawarkan diri untuk mengurus KPR yang saya butuhkan. Rupanya sang developer berinisiatif untuk menelepon Ibu X.
3. Saya bertanya bagaimana sebaiknya saya mengajukan kredit supaya pinjaman yang saya peroleh maksimal, apakah dengan joint income, atau personal guarantee. Saya menceritakan bahwa saya dan suami sama-sama bekerja; saya bekerja di perusahaan keluarga, sementara suami berwiraswasta namun masih perseorangan (belum dilembagakan). Namun Ibu X tidak bisa memberikan saran, dan saya memutuskan akan berkonsultasi dulu dengan seorang kenalan saya, yaitu Bapak Y. Bapak Y adalah Branch Manager salah satu cabang OCBC NISP yang telah mengurus berbagai urusan perbankan orangtua, termasuk perusahaan orangtua di mana saya bekerja. Ibu X berkata bahwa dia kenal Bapak Y dan dia juga setuju dengan langkah saya tersebut.
4. Saya menghubungi seorang Bapak Y dan beliau menyarankan agar pengajuan dilakukan oleh saya, dengan perusahaan sebagai penjamin. Kami pun mengikuti saran Bapak Y. Bapak Y berjanji akan berkoordinasi dengan Ibu X untuk mengurus KPR saya.
5. Saya mempersiapkan semua surat-surat yang dibutuhkan, yaitu surat penawaran rumah dari developer, fotokopi KTP dan NPWP, surat nikah, kartu keluarga, dan SPT. Semua berkas diserahkan kepada Ibu X.
6. Kira-kira seminggu kemudian, Ibu X berkata kalau dia akan datang ke perusahaan untuk observasi. Dia mengambil foto gudang, tempat proses, para pegawai yang sedang bekerja, serta kantor. Dia juga meminta data penjualan dan pembelian perusahaan selama enam bulan terakhir. Semuanya saya lengkapi. Dia berkata bahwa sebenarnya KPR sudah diapproval, namun dia masih membutuhkan data pelengkap saja. Sebelum pulang, dia bertanya kapan saya ingin akad kredit, lalu saya katakan secepatnya.
7. Seminggu berlalu, tidak ada kabar dari Ibu X. Saya menelepon, tapi tidak diangkat. Saya menghubungi Bapak Y, dan berkata kalau Ibu X sedang cuti.
8. Tiga hari kemudian, Bapak Y menelepon lagi kalau cuti Ibu X diperpanjang. Dia berkata telah mengusahakan agar bisa diurus oleh orang lain, namun berkas-berkas saya disimpan Ibu X sehingga tidak bisa diproses oleh atasannya.
9. Dua minggu setelah penyerahan berkas, Ibu X datang lagi ke perusahaan bersama atasannya, yaitu Ibu Z. Ibu Z berkata kalau dia membutuhkan konfirmasi atas data-data yang saya serahkan melalui Ibu X. Rupanya Ibu X lupa mengenai penjelasan saya.
10. Beberapa hari kemudian, Ibu X memberitahu saya bahwa sekarang bank tidak bisa memberikan pinjaman sebesar 80% dari harga rumah yang diajukan, melainkan hanya maksimal 70%. Karena tidak ada pilihan lain, saya setuju. Ibu X mengirimkan SMS berisi biaya yang harus saya siapkan (provisi 1.5%, asuransi jiwa dan kebakaran, biaya notaris, administrasi, dll).
11. Besoknya, saya segera pergi ke bank untuk mentransfer sisa uang muka yang harus saya lunasi. Di sana, tanpa sengaja saya bertemu Bapak Y. Saya memberitahu mengenai biaya-biaya tersebut dan bertanya apakah ada kelonggaran karena saya baca melalui internet, banyak yang bilang kalau provisi biasanya 1% saja. Bapak Y  segera menelepon Ibu X agar provisi saya ditinjau lagi. Beliau juga meminta agar Ibu X segera mengirimkan SPPK untuk saya pelajari. Sorenya, Bapak Y menelepon saya, memberitahukan bahwa biaya yang harus saya bayarkan berkurang karena provisi dipotong hingga menjadi 1% saja, dan biaya notaris dipotong setengahnya.
12. Besoknya, surat SPPK belum saya terima. Lusanya adalah hari Sabtu, sehingga saya menunggu sampai Senin.
13. Hari Senin, surat SPPK masih belum saya terima. Saya mencoba menghubungi Ibu X, tapi tidak diangkat. Akhirnya saya SMS saja.
14. Hari Selasa, surat SPPK dikirim lewat e-mail. Saya mempelajari semuanya dan sudah sesuai. Saya menelepon Ibu X, bertanya apa yang harus saya persiapkan selanjutnya, tapi beliau berkata semua sudah selesai. Saya hanya tinggal menunggu jadwal akad kredit.
15. Hari Jumat, Ibu X menelepon untuk memberitahu bahwa jadwal akad kredit saya adalah Selasa, 12 Juni, pukul 8 pagi. Dia menyuruh saya membawa KTP asli, surat nikah, dan KK yang asli. Dia juga berjanji akan meng-SMS angka BPHTB yang harus saya bayarkan, namun sampai hari Selasa, sms itu tidak datang.
16. Tanggal 12 Juni, pukul setengah delapan pagi, Ibu X menelepon saya; beliau memberi tahu bahwa biaya yang harus dibayarkan saya dan developer adalah sekitar 50 juta rupiah, namun dia tidak tahu berapa yang dibebankan pada saya. Bukan itu saja, Ibu X berkata bahwa uang itu harus saya bawa cash alias tunai! Saya keberatan karena informasi itu tidak diberitahu sebelumnya, dan saat itu masih pagi sehingga bank belum beroperasi (sebagai informasi, bisnis yang dilakukan oleh keluarga kebanyakan menggunakan bank note atau dollar US sehingga kami jarang memegang uang cash dalam jumlah besar berbentuk Rupiah. Tentu saja saya harus menjual Dollar dulu!)
17. Saat akad kredit, pihak developer membawa uang cash sebesar 50 juta rupiah sehingga saya "dipinjamkan" dulu.
18. Akad kredit dilakukan tanpa Ibu X maupun Bapak Y. Yang ada saat itu adalah officer Bagian Legal yaitu Ibu R, notaris dan sekretarisnya, pihak saya, dan pihak developer. Akad kredit diselesaikan tanpa masalah.
19. Usai akad kredit, barulah saya ke teller untuk menjual dollar dan membayarkan "hutang" saya kepada developer.
20. Urusan dengan Bank selesai, dan saya tinggal menunggu serah terima karena rumah yang hendak saya jual belum sepenuhnya selesai finishing.

Itulah pengalaman saya mengajukan KPR. Terus terang saya kecewa dengan kinerja Ibu X yang lambat, tidak responsif, dan berkesan tidak serius. Walaupun demikian, saya tidak ingin mempermasalahkannya karena masih banyak urusan lain yang perlu saya bereskan. Tapi tentu saja, jika ada teman atau saudara yang ingin mengajukan kredit, saya tidak akan merekomendasikan beliau. Walaupun demikian, saya sangat berterima kasih kepada Bapak Y yang sudah banyak membantu saya melakukan pengajuan kredit untuk pertama kalinya, serta kepada Bank OCBC NISP yang bersikap cukup fleksibel menangani permohonan KPR saya. Thank God, finally it's done!

Kamis, 07 Juni 2012

Finding New Home

Sudah sejak sebulan yang lalu, saya disibukkan dengan proses pembelian rumah dan pengajuan KPR ke bank OCBC NISP. Ini pertama kalinya saya membeli rumah dengan fasilitas KPR, dan ternyata lumayan melelahkan juga. Tapi nggak apa-apa deh, setidaknya jadi pengalaman berharga.

Alasan saya membeli rumah adalah karena sebentar lagi putri saya akan sekolah (toddler), dan rumah kami yang sekarang tidak ada sekolah Kristen. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari rumah bekas di sekitar tempat usaha suami, dengan harga kisaran 350 sampai 400 juta. Kami mengajak mama hunting rumah, sebab kami pikir orangtua mempunyai pemikiran yang lebih matang daripada anak muda. Namun setelah seharian berkeliling, tidak ada satupun yang cocok. Hari sudah sore sehingga kami memutuskan untuk pulang.

Namun dalam perjalanan pulang, kami mampir di sebuah perumahaan baru yang tidak terlalu besar. Unit yang tersisa hanya tinggal dua, namun mama merasa cocok sekali dengan perumahaan itu. Suami juga suka rumah itu, begitu pula putri kami yang baru berusia 2 tahun. Dia langsung betah, berlari-lari gembira di rumah yang masih kotor. Sayangnya, developer tidak mau menerima "uang tanda jadi". Dia bilang, jika berminat, kami harus segera melunasi DP sebesar 20%. Memang sih, perumahan itu laku banget. Kami hanya diberi waktu dua hari untuk menyetorkan DP, itu pun terpotong hari Minggu.

Kami pulang dengan menyisakan perdebatan. Bagi orang seukuran saya, harga rumah itu terlalu tinggi, 700 juta.  20%-nya saja sudah 140juta. Padahal saya hanya menyediakan dana untuk DP sebesar 70-80 juta rupiah. Suami juga tidak mau memaksakan, dia khawatir DP yang terlalu besar akan mengganggu cash flow. Namun, mama merasa rumah itu lebih cocok untuk keluarga kami. Akhirnya mama bersedia menutupi sebagian uang DP dengan tabungan pribadinya. Orangtua suami juga bersedia menambahkan untuk PPN yang nilainya cukup besar. Beliau merasa antusias karena rumah yang akan kami beli lokasinya tidak terlalu jauh dengan rumah mereka.

Alhasil, saya dan suami "gagal" membeli rumah dengan usaha kami sendiri karena lagi-lagi orangtua memberikan subsidi. Di satu sisi kami bersyukur karena mempunyai orangtua yang selalu menginginkan segala yang terbaik bagi anak dan cucunya, tapi di sisi lain saya merasa tidak kunjung "dewasa dan mandiri". Mungkin itu resikonya menikah di usia muda. Saya dan suami langsung mengatur strategi agar cicilan rumah bisa kami tangani sendiri - sebagai pembuktian pada diri sendiri bahwa kami bisa menyelesaikan apa yang kami mulai, tanpa perlu merepotkan orangtua lebih jauh lagi.

Ya, itulah pengalaman pertama kami mencari rumah baru. Saya harap semuanya lancar. Sampai sekarang kami masih mengurus proses KPR yang hanya tinggal menunggu akad kredit saja. Semangat!

Jumat, 01 Juni 2012

Morning Musume : One Two Three ~ Preview

Pada bulan Juli mendatang, Morning Musume akan segera merilis single ke-50 mereka, yaitu One Two Three / The Matenro Show. Setelah keberhasilan Ren'ai Hunter, tentunya saya berharap banyak pada single baru mereka. Momusu menampilkan lagu ini pada Girls Awards 2012, tanggal 26 Mei yang diselenggarakan Yoyogi National Gymnasium Tokyo. Dan beberapa hari yang lalu, versi dance shotnya sudah dirilis. Silahkan lihat di Youtube!

Lagu One Two Three merupakan electro-pop/dance dengan taburan autotune yang sangat kental. Banyak yang menuding musik single ini mereka meniru K-Pop, namun saya sangat tidak setuju. Musik-musik Barat sudah lebih dulu menggunakan asesoris musik seperti ini.


Setelah mendengar lagu ini, saya semakin berharap banyak. Lagunya benar-benar fresh, cukup berbeda dengan single Momusu sebelumnya: lebih sexy dan cool. Seperti mendengar musik Rihanna versi Jepang. Mendadak anggota Morning Musume nampak jauh lebih dewasa dan totally keren!

Koreografi dancenya juga bagus sekali, jauh lebih baik daripada Ren'ai Hunter. Semua anggota mampu menunjukkan penampilan yang sempurna. Generasi paling bontot tidak kalah dibandingkan senior mereka. Saya bahkan sangat terpukau pada Ayumi Ishida. Penampilannya pada versi dance shot yang langsung menyedot perhatian saya karena dia sangat luwes, menghayati setiap gerakan, dan tatapan matanya bagus. Wow!

Kostum yang mereka kenakan adalah mini skirt dengan corak jaring besar dan corset putih, ditambah aksen pita dengan warna yang berbeda-beda tiap anggota. Tidak terlalu istimewa sih, tapi tidak jelek juga. Tiap-tiap anggota bermake-up cukup mencolok, sehingga beberapa anggota nampak lebih dewasa daripada usia mereka (misalnya Kubo). Tapi saya rasa bagus juga sebagai gebrakan, sebab pada single Ren'ai Hunter mereka nampak polos dan imut-imut.

Sebenarnya saya agak bosan karena dandanan Reina Tanaka tidak kunjung berubah sejak beberapa single sebelumnya; bahkan aksen pita besar yang dikenakannya mirip sekali dengan penampilannya dalam video Onna to Otoko no Lullaby Game. Tapi tidak apa-apalah, setidaknya single ini memberikan porsi yang bagus kepada anggota yang lebih muda.

Special appearance saya berikan kepada Fukumura Mizuki yang nampak sangat cute dan segar. Sayashi Riho juga terdengar stunning dengan vokalnya yang semakin membaik. Saya semakin optimis saja pada generasi baru Morning Musume. Mereka benar-benar berusaha supaya tidak kalah dengan seniornya. Good job everyone! That's why I love Momusu!