Kamis, 25 Oktober 2012

Kitchen Set: Perlu atau Tidak?

Berhubung rumah baru saya sudah mencapai tahap finishing, saya mulai sibuk dengan urusan design interior. Salah satu yang paling menyita perhatian (juga biaya) adalah interior bagian dapur atau kitchen set. Saya bukanlah seorang ahli - tapi sebagai pengguna, saya merasakan betapa pentingnya membuat kitchen set. Bahkan ketika membeli rumah, saya segera mengatur budget untuk kitchen set. Bagi saya pribadi, daripada membeli sofa cantik nan mahal untuk ruang tamu, lebih baik saya menggunakan uang tersebut untuk membuat kitchen set yang bagus.

Kenapa sih saya keukeuh (keras kepala) banget jika sudah berbicara soal mengenai kitchen set? Padahal saya bukan orang yang senang berlama-lama di dapur, bahkan memasak pun cuma bisa yang simpel-simpel saja. Alasan saya adalah :

1. Rumah zaman sekarang umumnya sempit dan bergaya minimalis. Dengan kata lain, area dapur cenderung lebih sempit dibandingkan rumah zaman dulu yang biasanya memisahkan dapur kotor dengan dapur bersih. Selain itu, lokasi dapur biasanya berbatasan langsung dengan ruang makan, bahkan ada yang berbatasan dengan ruang keluarga. Apabila kita asal memilih perabotan dan peralatan dapur, tentu tidak enak dipandang dan berkesan jorok.

2. Masih berkaitan dengan alasan pertama; dapur yang tidak tertata dengan baik tentu nampak lebih berantakan. Bagi keluarga yang masih mempunyai anak kecil, situasi ini bisa membahayakan. Kitchen set yang baik tentu bisa menampung berbagai peralatan ke dalam lemari-lemarinya sehingga tidak terlalu banyak yang terpajang di luar. Dengan demikian, resiko bisa diminimalisir.

3. Alasan ketiga adalah kebersihan. Kitchen set yang baik bisa menampung peralatan dapur di dalam lemari/rak yang tertutup sehingga tidak mudah terkena debu. Selain itu, hewan pengganggu seperti cicak dan tikus tidak mudah masuk ke dalam lemari sehingga tidak mengontaminasi peralatan makan atau memasak. Selain itu, dapur dengan kitchen set lebih mudah dibersihkan sehingga ibu-ibu yang bekerja tidak perlu membuang banyak waktu untuk membersihkan dapur.

Suami saya punya teori yang berbeda. Ketika baru menikah, saya dan suami mempunyai budget terbatas untuk rumah. Kami dihadapkan dua pilihan: rumah tipe 56, atau rumah tipe 45 yang selisihnya sekitar 20 juta. Kami memilih yang kedua. Selisih dananya kami gunakan untuk membuat kitchen set + dining set. Tapi setelah selesai dipasang, rumah kami yang sempit itu jadi terlihat manis. Dengan penempatan yang tepat, area dapur yang bersatu dengan ruang makan menjadi cantik, lega, rapi, bahkan muncul kesan mewah. Belakangan ketika rumah ini dijual, harganya pun lumayan bagus, sekitar 120% daripada nilai sebenarnya. Alasannya, karena interiornya bagus. Sang pembeli memang belum pernah punya kitchen set sebelumnya sehingga dia merasa tidak rugi membayar lebih untuk rumah yang sudah tertata rapi. Pembeli puas, kami pun senang ^_^ Jadi suami saya berpendapat, kitchen set yang bagus bisa meningkatkan nilai rumah itu.

Jadi saya berkesimpulan, kitchen set adalah sesuatu yang perlu - terutama bagi keluarga di perkotaan. Saya mengerti bahwa harga kitchen set memang tidak murah, apalagi yang kualitasnya bagus. Tapi kalau kita bisa menabung untuk motor atau mobil, saya rasa mestinya kitchen set pun bisa. Namun jangan terburu-buru untuk merancang kitchen set. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatian.

Pertama, jangan "lapar mata". Desain yang bagus belum tentu cocok dengan rumah kita atau kebutuhan kita. Sebaiknya pertimbangankan masak-masak. Saya lebih menyarankan interior designer daripada kita mendesain sendiri, kecuali kalau kita memang berprofesi sebagai desaigner. Pilih designer yang kompeten. Hati-hati terjebak dengan harga murah, jangan-jangan kualitasnya hancur lebur.

Kedua, apabila kita menempati rumah baru yang masih kosong, sebelum membeli peralatan dapur, lebih baik bekerja sama dengan designer untuk membicarakan peralatan yang kita butuhkan. Terutama untuk apartemen yang menerapkan beberapa peraturan (misalnya, beberapa apartemen melarang penggunaan kompor gas sehingga kompor listrik).

Ketiga, jangan segan-segan untuk mengutarakan kebutuhan dan kebiasaan kita sehari-hari. Tapi kita harus bisa membedakan mana keinginan atau kebutuhan. Kebutuhan tentu didahulukan daripada keinginan. Misalnya kita merasa kompor empat tungku terlihat keren dan mewah daripada kompor dua tungku biasa; tapi sebenarnya untuk makan pun kita mengandalkan catering. Tentunya ini menjadi permasalahan, apabila ruangan yang tersedia sempit.

Keempat, perawatan kitchen set sebisa mungkin tidak menyulitkan kita. Kitchen set dengan granit India yang putih nan halus memang terlihat sangat cantik, tapi perawatannya pun sulit karena granit putih akan terlihat kusam apabila terkena asam (air jeruk, cuka, dll). Oleh karena itu, pertimbangkan dulu kapabilitas kita. Bila tidak sanggup merawat, tapi ingin menggunakan granit, pilihlah warna yang lebih gelap.

1 komentar:

  1. mbak.. ada fotonya nggak rumah mbak yang ada kitchen setnya? pingin lihat.. soalnya sy sering lihat rumah orang2 ada kitchen setnya bagus tapi ttp aja kesannya kumuh,, knp ya?

    Claudia

    BalasHapus