Minggu, 12 Agustus 2012

Hari Kemerdekaan

Apa yang pertama kali muncul di benak kita ketika mendengar kata Hari Kemerdekaan? Pada masa kini, ketika rakyat berpikir jauh lebih kritis daripada dua atau tiga puluh tahun yang lalu, Hari Kemerdekaan Indonesia seolah hanya menjadi simbol ironi saja. Banyak literatur yang menyebut bahwa Indonesia belum sepenuhnya merdeka; rakyat Indonesia masih terjajah oleh kemiskinan, ketidakadilan, kebodohan, pembodohan, dll.

Tapi.... bukan itu yang ingin saya bahas dalam tulisan saya kali ini. Saya ingin membahas soal memperkenalkan Hari Kemerdekaan pada anak-anak. Sebagai seorang ibu, saya tidak menganggap hari kemerdekaan hanya sebagai sekedar hari libur saja. Anak saya harus tahu dan mengerti bahwa tanggal 17 Agustus tetaplah hari keramat yang harus kita ingat, hargai, dan maknai. Mengapa? Alasan saya sederhana: untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air sedari dini.

Menurut saya, anak-anak (juga orangtuanya) zaman sekarang kurang mencintai tanah air mereka sendiri. Misalnya, mereka lebih suka berlibur ke luar negeri daripada keliling negeri sendiri. Atau mengganggap ekstrakulikuler angklung tidak bergengsi jika dibandingkan modern dance atau berenang. Film anak-anak  seperti Garuda di Dadaku, Rumah Tanpa Jendela, dan Denias dianggap film kelas dua. Anak-anak lebih suka menonton Spiderman dibanding film-film anak buatan bangsa sendiri. Lebih ekstrim lagi, orangtua memilih menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, sehingga anak-anak mereka berbicara seperti Cinta Laura! Wow! (Kalau begitu, kenapa nggak sekalian pindah saja ke Inggris atau USA?)

Berangkat dari pemikiran itulah, saya merasa perlu menumbuhkan rasa cinta tanah air - minimal pada anak saya sendiri. Moment hari kemerdekaan saya gunakan untuk memperkenalkan apa itu "Indonesia". Menjelang awal Agustus, saya mencoba memperkenalkan lagu Indonesia Raya pada Nana. Di usianya yang 2,5 tahun, Nana sudah bisa mengingat lagu dan liriknya meskipun belum sempurna. Selain itu, saya juga membeli beberapa bendera kecil dari penjaja di perempatan jalan, lalu memasangnya di jendela mobil dan meja makan. Dalam perjalanan ke sekolah, saya menyanyikan lagu-lagu nasional seperti Bendera Merah-Putih dan Tanah Air Beta, dan lain-lain. Tidak lupa, membeli sepasang baju baru bernuansa merah dan putih - Nana menyebutnya "baju bendera".

Di rumah, saya mengajak Nana melakukan simulasi upacara bendera bersama boneka-bonekanya. Saat itu Nana belum tahu apa itu upacara bendera. Saya mengajarkan dengan bahasa sederhana: upacara itu artinya kita harus baris dengan rapi dan mengikuti petunjuk pemimpin. Kalau pemimpin menyuruh hormat, maka kita harus hormat. Kalau pemimpin menyuruh menyanyi, maka kita harus menyanyi. Kalau pemimpin membaca Pancasila, maka kita harus mengikuti.



Hasilnya terlihat hari ini, ketika Nana mengikuti upacara bendera yang dilaksanakan di Sekolah Minggu. Ketika anak-anak sebayanya lari-lari ke sana kemari, Nana berdiri tegak memandang bendera sambil memberikan hormat. Dia juga mencoba mengikuti ucapan Pembina Upacara ketika membacakan Pancasila. Konyolnya, saat menyanyikan lagu 17 Agustus, Nana menyanyi sambil joget! Jadi bahan tertawaan deh... tapi Nana masih kecil, jadi semakin ditertawakan, malah semakin semangatlah dia. Overall, sungguh terharu rasanya melihat Nana mengikuti upacara bendera pertamanya.

Program lain yang saya lakukan secara rutin dalam memperkenalkan rasa cinta tanah air pada Nana adalah dengan mengajaknya mendoakan Indonesia. Cukup dengan doa yang simpel, misalnya: "Tuhan, tolong berkati Indonesia agar selalu damai dan sejahtera. Amin". Meskipun terdengar klise, tapi saya yakin Tuhan mendengarkan doa anak-anak.

Sedangkan program terakhir untuk memperkenalkan Indonesia dan hari kemerdekaan adalah dengan membeli kue berwarna merah putih, lengkap dengan lilin 67. Saya bermaksud mengajak Nana meniup lilin dan makan kue saat 17 Agustus nanti. Simpelnya, saya mengajarkan bahwa setiap tanggal 17 Agustus, Indonesia berulang tahun - sama seperti Nana, mama, dan papa. Jadi kami akan tiup lilin dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun! Saya rasa cara ini akan cukup efektif dan menyenangkan, mengingat umumnya anak-anak bersemangat dengan ritual tiup lilin dan potong kue!

Happy Birthday, Indonesia! God bless Indonesia always!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar