Selasa, 12 Juni 2012

Pengalaman Pertama Mengajukan KPR

Hari ini, saya dan keluarga menyelesaikan proses pengurusan KPR dan melakukan akad kredit. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti akad kredit, dan awalnya saya agak bingung apa yang harus saya lakukan.  Tapi ternyata, prosesnya tidak serumit kelihatannya. Hanya dalam waktu satu setengah jam (itu pun satu jam pertama dihabiskan untuk menunggu kehadiran notaris dan developer), semua selesai. I officially own that new house.

Secara kronologis, inilah proses pengajuan KPR yang saya lakukan dengan Bank OCBC NISP.
1. Saya menyetorkan uang muka 20% kepada pihak developer sebagai tanda jadi. Saya berkata akan mengambil KPR di OCBC NISP karena saya adalah nasabah bank tersebut.
2. Sebelum saya mengajukan KPR, Ibu X dari OCBC NISP menelepon saya (sampai sekarang saya tidak tahu apa jabatan beliau), dan menawarkan diri untuk mengurus KPR yang saya butuhkan. Rupanya sang developer berinisiatif untuk menelepon Ibu X.
3. Saya bertanya bagaimana sebaiknya saya mengajukan kredit supaya pinjaman yang saya peroleh maksimal, apakah dengan joint income, atau personal guarantee. Saya menceritakan bahwa saya dan suami sama-sama bekerja; saya bekerja di perusahaan keluarga, sementara suami berwiraswasta namun masih perseorangan (belum dilembagakan). Namun Ibu X tidak bisa memberikan saran, dan saya memutuskan akan berkonsultasi dulu dengan seorang kenalan saya, yaitu Bapak Y. Bapak Y adalah Branch Manager salah satu cabang OCBC NISP yang telah mengurus berbagai urusan perbankan orangtua, termasuk perusahaan orangtua di mana saya bekerja. Ibu X berkata bahwa dia kenal Bapak Y dan dia juga setuju dengan langkah saya tersebut.
4. Saya menghubungi seorang Bapak Y dan beliau menyarankan agar pengajuan dilakukan oleh saya, dengan perusahaan sebagai penjamin. Kami pun mengikuti saran Bapak Y. Bapak Y berjanji akan berkoordinasi dengan Ibu X untuk mengurus KPR saya.
5. Saya mempersiapkan semua surat-surat yang dibutuhkan, yaitu surat penawaran rumah dari developer, fotokopi KTP dan NPWP, surat nikah, kartu keluarga, dan SPT. Semua berkas diserahkan kepada Ibu X.
6. Kira-kira seminggu kemudian, Ibu X berkata kalau dia akan datang ke perusahaan untuk observasi. Dia mengambil foto gudang, tempat proses, para pegawai yang sedang bekerja, serta kantor. Dia juga meminta data penjualan dan pembelian perusahaan selama enam bulan terakhir. Semuanya saya lengkapi. Dia berkata bahwa sebenarnya KPR sudah diapproval, namun dia masih membutuhkan data pelengkap saja. Sebelum pulang, dia bertanya kapan saya ingin akad kredit, lalu saya katakan secepatnya.
7. Seminggu berlalu, tidak ada kabar dari Ibu X. Saya menelepon, tapi tidak diangkat. Saya menghubungi Bapak Y, dan berkata kalau Ibu X sedang cuti.
8. Tiga hari kemudian, Bapak Y menelepon lagi kalau cuti Ibu X diperpanjang. Dia berkata telah mengusahakan agar bisa diurus oleh orang lain, namun berkas-berkas saya disimpan Ibu X sehingga tidak bisa diproses oleh atasannya.
9. Dua minggu setelah penyerahan berkas, Ibu X datang lagi ke perusahaan bersama atasannya, yaitu Ibu Z. Ibu Z berkata kalau dia membutuhkan konfirmasi atas data-data yang saya serahkan melalui Ibu X. Rupanya Ibu X lupa mengenai penjelasan saya.
10. Beberapa hari kemudian, Ibu X memberitahu saya bahwa sekarang bank tidak bisa memberikan pinjaman sebesar 80% dari harga rumah yang diajukan, melainkan hanya maksimal 70%. Karena tidak ada pilihan lain, saya setuju. Ibu X mengirimkan SMS berisi biaya yang harus saya siapkan (provisi 1.5%, asuransi jiwa dan kebakaran, biaya notaris, administrasi, dll).
11. Besoknya, saya segera pergi ke bank untuk mentransfer sisa uang muka yang harus saya lunasi. Di sana, tanpa sengaja saya bertemu Bapak Y. Saya memberitahu mengenai biaya-biaya tersebut dan bertanya apakah ada kelonggaran karena saya baca melalui internet, banyak yang bilang kalau provisi biasanya 1% saja. Bapak Y  segera menelepon Ibu X agar provisi saya ditinjau lagi. Beliau juga meminta agar Ibu X segera mengirimkan SPPK untuk saya pelajari. Sorenya, Bapak Y menelepon saya, memberitahukan bahwa biaya yang harus saya bayarkan berkurang karena provisi dipotong hingga menjadi 1% saja, dan biaya notaris dipotong setengahnya.
12. Besoknya, surat SPPK belum saya terima. Lusanya adalah hari Sabtu, sehingga saya menunggu sampai Senin.
13. Hari Senin, surat SPPK masih belum saya terima. Saya mencoba menghubungi Ibu X, tapi tidak diangkat. Akhirnya saya SMS saja.
14. Hari Selasa, surat SPPK dikirim lewat e-mail. Saya mempelajari semuanya dan sudah sesuai. Saya menelepon Ibu X, bertanya apa yang harus saya persiapkan selanjutnya, tapi beliau berkata semua sudah selesai. Saya hanya tinggal menunggu jadwal akad kredit.
15. Hari Jumat, Ibu X menelepon untuk memberitahu bahwa jadwal akad kredit saya adalah Selasa, 12 Juni, pukul 8 pagi. Dia menyuruh saya membawa KTP asli, surat nikah, dan KK yang asli. Dia juga berjanji akan meng-SMS angka BPHTB yang harus saya bayarkan, namun sampai hari Selasa, sms itu tidak datang.
16. Tanggal 12 Juni, pukul setengah delapan pagi, Ibu X menelepon saya; beliau memberi tahu bahwa biaya yang harus dibayarkan saya dan developer adalah sekitar 50 juta rupiah, namun dia tidak tahu berapa yang dibebankan pada saya. Bukan itu saja, Ibu X berkata bahwa uang itu harus saya bawa cash alias tunai! Saya keberatan karena informasi itu tidak diberitahu sebelumnya, dan saat itu masih pagi sehingga bank belum beroperasi (sebagai informasi, bisnis yang dilakukan oleh keluarga kebanyakan menggunakan bank note atau dollar US sehingga kami jarang memegang uang cash dalam jumlah besar berbentuk Rupiah. Tentu saja saya harus menjual Dollar dulu!)
17. Saat akad kredit, pihak developer membawa uang cash sebesar 50 juta rupiah sehingga saya "dipinjamkan" dulu.
18. Akad kredit dilakukan tanpa Ibu X maupun Bapak Y. Yang ada saat itu adalah officer Bagian Legal yaitu Ibu R, notaris dan sekretarisnya, pihak saya, dan pihak developer. Akad kredit diselesaikan tanpa masalah.
19. Usai akad kredit, barulah saya ke teller untuk menjual dollar dan membayarkan "hutang" saya kepada developer.
20. Urusan dengan Bank selesai, dan saya tinggal menunggu serah terima karena rumah yang hendak saya jual belum sepenuhnya selesai finishing.

Itulah pengalaman saya mengajukan KPR. Terus terang saya kecewa dengan kinerja Ibu X yang lambat, tidak responsif, dan berkesan tidak serius. Walaupun demikian, saya tidak ingin mempermasalahkannya karena masih banyak urusan lain yang perlu saya bereskan. Tapi tentu saja, jika ada teman atau saudara yang ingin mengajukan kredit, saya tidak akan merekomendasikan beliau. Walaupun demikian, saya sangat berterima kasih kepada Bapak Y yang sudah banyak membantu saya melakukan pengajuan kredit untuk pertama kalinya, serta kepada Bank OCBC NISP yang bersikap cukup fleksibel menangani permohonan KPR saya. Thank God, finally it's done!

1 komentar:

  1. Apakah Anda memerlukan bantuan dan lelah menjadi kecewa? ...
    Kami menawarkan berbagai pinjaman kepada perusahaan, usaha kecil dan perusahaan, serta konsumen individu.
    Paket pinjaman kami dapat jangka baik panjang atau pendek, preferensi Anda inginkan.
    Kami menawarkan semua jenis pinjaman seperti pendidikan, bisnis, konsolidasi hutang dan pelaksanaan proyek pinjaman.
    kami memiliki kekayaan pengalaman dalam pinjaman meskipun internet iklan.
    Pendekatan kami adalah dinamis dalam sistem peminjaman internet telah membawa kita untuk secara signifikan memperluas jangkauan kami jasa penyewaan untuk membantu pelanggan komersial dengan semua kebutuhan keuangan mereka dan persyaratan.
    Jika Anda tidak memiliki uang muka, kredit macet, atau mungkin banyak utang, kita dapat menemukan program yang sempurna sesuai dengan kebutuhan spesifik Anda! Kami menawarkan sejumlah pinjaman pada tingkat bunga yang sangat rendah.
    Kami telah dalam bisnis untuk pinjaman 10 tahun, dan tingkat tinggi pengalaman dan keahlian tidak bisa dipungkiri transfer pinjaman kepada semua klien kami di bawah kerangka waktu tertentu.
    Jangan biarkan kesempatan keuangan ini indah untuk berlalu begitu saja
    Adam Ketua Perusahaan Pinjaman.
    Email: (Adamchairmanloancompany@gmail.com) (Wc25380@gmail.com)
    KAMI MEMBERIKAN JAMINAN MAKSIMAL UNTUK TRANSAKSI BISNIS KAMI.

    BalasHapus